Awal mulanya disebut sebagai Gunung Pegat karena setiap pengantin baru yang melewati jalan disitu akan mengalami perceraian (dalam bahasa jawa pegatan). Tapi ada pula yang berpendapat bahwa bentuk gunung yang dibelah oleh sebuah jalan. Karena itu disebut sebagai Gunung Pegat.
Lewat jalan ini jika malam tentunya agak serem, karena melewati jalur hutan, namun dengan jalanan sekarang yang lebih halus dan lebar daripada tahun 2001-an yang lalu dan sering diperbaiki membuat kesan seram hilang.
Jalan ini terletak diantara jalur Babat- Jombang, kalau dari arah Jombang, letaknya sehabis melewati kota Kecamatan Ngimbang. kalau dari arah Babat, setelah Dradah, Kedungpring/Kalen Lamongan.Sedangkan penduduk yang menyebutnya sebagai "Glali", konon ceritanya, ada seorang Ratu yang bernama Ratu Bakah. Pada waktu itu Ratu Bakah diserang oleh musuh yang jumlahnya sangat banyak di daerah Kambeng Slahung. Sehingga sampai sekarang daerah tersebut dikenal dengan sebutan desa Kambeng. Kemudian Ratu Bakah berlari sampai di Gunung Pegat. Disitu Sang Ratu lupa arah. Sehingga daerah tersebut sampai sekarang dikenal dengan sebutan Glali. Setelah itu Ratu Bakah berlari terus ke timur, sehingga Ratu Bakah sampai ke bungkal. Sampai situ Ratu Bakah ingat arah kembali, sehigga daerah itu disebut sebagai bungkal (nyambung akal) yang sampai sekarang menjadi sebuah kecamatan.
Jalan ini terletak diantara jalur Babat- Jombang, kalau dari arah Jombang, letaknya sehabis melewati kota Kecamatan Ngimbang. kalau dari arah Babat, setelah Dradah, Kedungpring/Kalen Lamongan.Sedangkan penduduk yang menyebutnya sebagai "Glali", konon ceritanya, ada seorang Ratu yang bernama Ratu Bakah. Pada waktu itu Ratu Bakah diserang oleh musuh yang jumlahnya sangat banyak di daerah Kambeng Slahung. Sehingga sampai sekarang daerah tersebut dikenal dengan sebutan desa Kambeng. Kemudian Ratu Bakah berlari sampai di Gunung Pegat. Disitu Sang Ratu lupa arah. Sehingga daerah tersebut sampai sekarang dikenal dengan sebutan Glali. Setelah itu Ratu Bakah berlari terus ke timur, sehingga Ratu Bakah sampai ke bungkal. Sampai situ Ratu Bakah ingat arah kembali, sehigga daerah itu disebut sebagai bungkal (nyambung akal) yang sampai sekarang menjadi sebuah kecamatan.
Sedangkan jalan yang membelah gunung tersebut sampai sekarang belum diketahui kapan pembuatannya. Tapi menurut masyarakat disekitar desa Nambak jalan tersebut dimakadam pada tahun 1971. Dan di aspal sekitar tahun 1980-an.
dan biasanya pada Musim besaran atau Idul adha, warga sekitar gunung pegat biasa penen ayam hitam. Loh kok bisa? well, bulan Dzulhijjah memang musimnya orang nikahan, dan mereka yang akan melaksanakan pernikahan dengan menyeberangi/ melewati jalan ini biasanya membuang “syarat” seeekor ayam hitam di bukit ini.
Mitos ini entah kapan ada, namun mitosnya biar temanten yang asalnya di utara dan selatan/ dipisahkan oleh bukit ini harus memberikan sesaji agar langgeng pernikahannya.
wisata Gunung Pegat terletak di desa Ngadiroyo, kecamatan Nguntoronadi, kabupaten Wonogiri. Lokasinya berupa gunung yang ditumbuhi pepohonan yang lebat yang bisa juga disebut hutan. Sehingga udara disekitarnya pun terasa begitu sejuk. Keindahan yang ditawarkan obyek wisata ini berupa pemandangan dari jauh waduk Wonogiri yang disertai hamparan sawah yang terlihat begitu indah. Dari jalan raya pun kita bisa menikmatinya. Di sebrang ada waduk yang menawan dan terlihat tulisan “Bendungan Serbaguna Wonogiri” puth dan kecil. Diantaranya ada hamparan sawah, kebun, hutan, rumah yang tersusun begitu indahnya. Untuk menikmatinya anda tidak perlu membayar apapun, cukup datang dan nikmati keindahannya grati.
0 komentar:
Posting Komentar